Saturday, May 10, 2014

IKAN PATIN BULUH DI SENTUL CITY, JAKARTA

Disember 2013 saya sekeluarga berkesempatan bercuti ke Bandung dan Jakarta. Namun kenangan makan tengah hari ikan patin bakar di Karimata Sentul City di Jakarta perjalanan ke Bogor tidak boleh dilupakan.

Ia gara-gara ajakan Ibu Sari dan Ibu Cici selepas kami bersolat Jumaat di masjid Diponegoro Taman Mini Indonesia.

Diperturunkan rencana dari sebuah blog dengan penambahan foto dan peta lokasi.

Ikan Patin Bambu Bakar Maknyus
Ala Rumah Makan Karimata, Sentul

Menikmati ikan bakar tentu sudah biasa, tapi menyantap ikan bakar dalam bambu ini yang patut Anda coba. Ikan patin bakar di dalam bambu ala Rumah Makan Karimata, Sentul, lezatnya tak terkira.

Dengan menghidangkan ikan patin bakar dalam bambu sebagai sajian utama, menjadikan resto yang berlokasi di desa Pasir Maung, Cijayanti, Sentul Selatan, Bogor ini memiliki magnet tersendiri khususnya bagi penggemar menu ikan bakar dalam bambu.

“Lokasinya mudah dicari, Anda hanya perlu keluar di pintu tol Bogor Outer Ring Road (BORR) masuk tepat di tepat daerah Sentul City saja,” jelas Agung Eko Widodo, 46, pemilik restoran Karimata ketika ditemui oleh Mina Bahari.

            
Lokasi rumah makan yang sedikit terpencil dan jauh dari keramaian, memberi warna tersendiri. Dengan panorama alam yang sejuk diiringi dengan gemericik air sungai dan air terjun mini Curug Cikeas, membawa suasana bersantap yang kian menggugah. Terlebih bila berkunjung bersama saudara, kerabat atau teman dekat.

Bahkan kenikmatan ikan patin bambu bakar ini sudah dilirik oleh berbagai pengelola lapangan golf dan hotel berbintang seperti Golf Permata Sentul, Golf Emeralda, Golf Rancamaya, Golf Gunung Geulis, Golf Jababeka dan lain-lain. 


Sehingga tidak heran bila setiap hari menu ikan bakar Karimata tersedia di Permata Sentul Golf, Emeralda Golf dan lain-lain.“Memang hanya makanan yang berkualitas dan bercitarasa tinggi yang bisa disajikan di lapangan golf mengingat konsumennya yang rata-rata dari golongan atas,” tutur Agung.

Dengan lokasinya yang mudah dicari, hampir 90% yang datang ke restoran ini, tinggal di Jakarta. Bahkan terkadang, pengunjung diharuskan reservasi 2 jam sebelum datang ke restoran.

Saat liburan atau akhir pekan pengunjung begitu ramai dan terkadang harus antri lebih dari 1/2 jam untuk dapat menikmati kelezatan Ikan Patin Bakar dalam bambu. Buka jam 10.30 wib – 19.30 wib, hari Senin libur.

Patin Bambu Maknyus
Patin bambu sendiri diolah menggunakan bumbu rahasia yang rasanya maknyus. Bumbu kental berwarna kuning kecoklatan yang sungguh gurih sangat cocok untuk tekstur lembut daging ikan patin. Satu tabung ikan bakar dapat disantap untuk empat orang dan menghabiskan sebakul nasi.

Ikan patin yang dipakai rata-rata berukuran 800 gram – dibeli dari pembudidayaan ikan patin. Artinya, memang bukan ikan patin sungai seperti yang biasa ditemukan di sekitar Palembang, Banjarmasin, atau Samarinda.

Sekalipun berasal dari ikan budidaya, tidak terjejaki aroma lumpur dalam ikan patin bakar ini. ‘Ikan sebelum dimasak dilakukan ”pengurusan” terlebih dahulu sekitar 2 minggu tidak diberi makan pada kolam tanpa tanah, sehingga dagingnya tidak berbau tanah dan lebih padat,” tutur Agung.

Bumbu-bumbunya yang kuat juga membuat aroma ikan bakar ini sungguh harum. Apalagi, dalam prosesnya dibungkus daun pisang dan dibakar di dalam buluh bambu. Keduanya memang menciptakan aroma yang istimewa, seperti halnya lemang dan berbagai masakan Minahasa yang dimasak dalam bambu.


Ikan Bakar Patin dalam bambu khas rumah makan Karimata diberikan harga Rp 9500 per ons. Ada tiga pilihan sambal sebagai teman menyantap hidangan ikan bakar ini. Untuk pemesanan Jakarta sedikitnya 10 buah akan dikirim ke tujuan tanpa dikenakan biaya antar.

Selain ikan patin bakar bambu, sajian juara lain dari Karimata adalah ayam goreng cabe rawit, udang balado pete, dan patin goreng tauco. Resto ini memiliki menu andalan lainnya, yakni Patin Sup Asam Kemangi yang disajikan dalam mangkuk berukuran sedang yang bisa dinikmati tiga orang.

Agung mengatakan sensasi segar sup dihasilkan dari campuran jeruk nipis bersama bumbu dapur lainnya, seperti cabai, bawang bombay, bawang putih, garam, gula, dan tentu daun kemangi, yang membikin aroma wangi.


Minuman Unik
Setelah menikmati berbagai menu ikan bakar, Anda sebaiknya mencicipi jahe kayu manis. Minuman ini disuguhkan dalam gelas bambu setinggi 20 sentimeter. Sebatang daun serai menghiasi minuman yang diracik dari jahe, gula aren, kayu manis, dan bahan lainnya ini. Sekali cicip, rasa jahe cenderung pahit dan langsung menonjok lidah. Jika Anda tak sanggup menghabiskannya, Tapi, itu sudah cukup membuat badan terasa hangat dan segar.

Selain itu, ada rujak honje khas Karimata yang rasanya segar. Honje adalah sejenis buah yang memikili citarasa asam, di beberapa daerah lebih populer dengan nama kecombrang. Dalam seporsi rujak honje, buah honje dicampur dengan bahan-bahan rujak pada umumnya seperti bengkoang dan pepaya. Rasanya? Sangat asam tapi juga segar. Tersedia dalam versi bebeuknya juga.

Ada juga jus stamina, yang terbuat dari telur, nenas, jahe,  madu, dan sebagainya, favorit bapak-bapak. Sedangkan ibu-ibu, lebih menyukai jus choleless, ramuan dari rumput laut. Semuanya cukup berbobot untuk Anda menyimpang jalan dari tol Jagorawi guna menghampiri warung ini.     

BOX
Teknik Bakar Ikan yang Beda
Cita rasa lezat ikan bakar bambu RM Karimata, Sentul ternyata dihasilkan dari teknik pembakaran yang berbeda dari teknik pembakaran ikan biasanya. Biasanya, ikan bakar lain ada bagian kulit yang hangus atau bahkan arang yang tertinggal. Pasalnya, ikan patin seberat 8 ons-1 kilogram itu dibakar dengan cara dimasukkan ke sepotong bambu berdiameter sekitar delapan sentimeter yang sudah diberi lapisan daun pisang.

Di Karimata, patin segar dimasukkan dulu ke dalam bambu, baru dibakar selama dua jam dengan arang batok kelapa bersuhu 80 derajat Celsius. Pembakaran dalam rentang waktu tersebutlah yang membuat daging ikan patin terasa empuk dan bumbu berupa campuran 21 bahan rempah-rempah meresap.


Teknik membakar ikan di dalam bambu dipilih agar bumbu meresap kuat ke dalam ikan. Menurut Agung, bambu yang dipakai adalah bambu hitam dari Sukabumi dan Pelabuhan Ratu. Rahasia pemilihan jenis bambu ini didapat setelah restonya sempat menggunakan bambu jenis lain. “Tapi, rasanya justru tidak enak. Ikannya terasa pahit,” ujarnya.

”Disini diperhatikan sekali cara memasaknya. Menggunakan bambu sebagai media masak tentu ada maksud khusus yakni agar bumbu betul-betul meresap kedalam bambu sehingga aroma rempah-rempah tidak keluar bebas ke udara. Inilah yang menimbulkan citarasa ikan bakar yang sedap,” jelasnya.

Cara masak ini termasuk kategori slow cocking, kalau tidak lama seratnya tidak bagus dan bumbunya tidak meresap. Ikan dibakar dengan menggunakan bahan baku arang batok kelapa yang dibakar langsung dengan bambunya.

Yang unik cara membakar ikan pun dilakukan dengan 4 sudut kemiringan yang berbeda, sehingga dapat menentukan tingkat kepadatan bumbu. Semakin padat, ikan akan semakin lama daya tahan simpannya. Cara ini untuk melayani konsumen yang ingin pesanannya dibawa pulang, sehingga dapat tahan lama.

Ikan patin yang sudah dibakar, kemudian siap dihidangkan bersama dengan bambu yang sudah dibelah. Supaya aman, bambu berisi ikan bakar tersebut ditempatkan diatas potongan bambu sebagai alas agar tidak panas dan kotor, seperti masakan ala Jepang.

Benar saja, begitu patin dicubit, dagingnya begitu lembut. Saat lidah mengecapnya, ada rasa gurih, pedas, dan cita rasa manis. “Kelebihannya ada di bumbu, rasa dagingnya juga cocok di lidah,” kata Arief Sumantri, 31 tahun, pegawai Kementerian Kesehatan yang menetap di Bogor.